Tips Belajar Internet Marketing: 6 Kesalahan Content Marketing Yang Harus Dihindari Agar Tidak Boncos
Sekitar 72% internet marketer berpendapat content marketing berguna mendapatkan banyak leads. Bisa dikatakan Content Marketing berguna dalam pemasaran online. Menggunakan content marketing dalam praktek belajar digital marketing atau internet marketing itu wajib. Tetapi ada beberapa hal dalam content marketing yang harus diwaspadai agar Anda tidak buang-buang uang dan tenaga.
Kesalahan 1: Mengabaikan Penggunaan Data dalam Strategi Content Marketing Anda.
Kebanyakan strategi pemasaran konten bukanlah strategi. Mereka hanya melakukan brainstorming ide tentang apa yang bisa dijalankan pada blog atau website mereka. Brainstorming tanpa berdasarkan data itu baik hanya ketika Anda dan teman-teman Anda merencanakan liburan atau piknik. Namun, untuk hasil nyata sebuah bisnis tentu perlu dasar data yang kuat dalam pengambilan keputusan. Untuk digital marketing Anda perlu: analisa keyword di Google, analisa keberhasilan konten, menganalisa strategi pesaing, melihat hubungan sasaran bisnis Anda dan informasi yang Anda berikan, dan alat analisa yang tepat.
Kesalahan 2: Tidak Pakai SEO
Kesalahan besar bila SEO (Search Engine Optimization) tidak Anda prioritaskan. Anda memang bisa mendapatkan traffic atau leads dengan iklan ads atau pun content marketing tanpa memperhitungkan SEO tetapi untuk kelangsungan jangka panjang SEO merupakan menu wajib. Setidaknya pertimbangkan: gunakan keyword untuk optimasi setiap konten yang Anda publish; lihat rangking dan statistik kinerjanya; update sesuakian dengan perkembangan SEO terkini.
Kesalahan 3: Tidak Memonitor Kinerja Content Marketing
Sikap acuh terhadap hasil dari kegiatan konten atau tak peduli akan kinerjanya membuat Anda tertinggal dari perkembangan. Memonitor kinerja sangat penting. Setelah buat postingan. Amati traffic postingan tersebut. Lihat dari mana datangnya. Postingan mana yang menarik pembaca mana yang leads nya nol. Tanpa monitoring, Anda tak akan mendapatkan rumus membuat dan mengelola postingan yang tepat. Membeli konten yang bagus pun bisa jadi pemborosan jika tidak memperhatikan hal-hal fundamrntal yang mendasarinya.
Kesalahan 4: Anda Tidak Meramu Atau Meraciknya
Mungkin Anda sudah menemukan formula yang bisa dijalankan di blog Anda. Cocok dan kinerjanya sempat bagus. Namun, tipe postingan tertentu yang bisa berjalan kinerjanya bagua belum tentu akan selamanya kinerjanya bagus. Orang bisa saja bosan, atau topiknya sudah basi. Itulah pentingnya perubahan. Lagi pula, jika terpaku pada tipe postingan yang itu-itu saja, Anda akan ketinggalan peluang pada pilihan lain. Banyak internet marketer percaya akan adanya konten yang evergreen atau yang kinerjanya subur sepanjang tahun – saya pun juga mengidamidamkannya. Konten seperti ini yang paling membawa banyak traffic dan banyak leads sepanjang waktu. Sesuatu yang terus membuahkan hasil. Tetapi bukan berarti Anda tak perlu memposting artikel atau berita perkembangan terkini dari bidang yang Anda geluti. Mungkin info itu usang setelah beberapa saat, tetapi bisa menunjukkan kepada pembaca Anda bahwa Anda terhubung dengan semua yang terjadi di bidang Anda dan bahwa Anda dapat tetap mengikuti tren.
Kesalahan 5: Anda Jor Joran Mencoba-coba
Anda membeli konten yang mahal atau memasarkan konten lewat ads atau iklan berbayar. Ketika tidak berhasil, karena Anda justru menambah budget untuk konten dan iklan tanpa menaksir kerugian.. Anda berpikir mungkin kurang banyak. Rasa penasaran Anda membuat Anda berpikir kalau dengan budget yang besar masak sih tidak ada pembeli yang nyangkut closing tanpa perhitungan antara pengeluaran dan persen keuntungan yang di dapat. Rasa penasaran coba coba tanpa perhitungan ini seperti judi. Jor joran bisa membuat Anda boncos. Apa lagi jika jor joran tanpa mempertimbangkan SEO… waduh lengkap borosnya.
Kesalahan 6: Terbiasa Hutang Dalam Pemasaran Konten
Monitoring itu penting dalam bisnis. Anda harus memonitoring pengeluaran dalam bisnis, untung rugi bisnis dan ketersediaan budget dalam marketing. Anda harus menyesuaikan pemsaran dengan budget Anda. Ketika budget Anda mulai berkurang beberapa persen tanpa menghasilkan, Anda harus putuskan kapan harus berhenti dari cara yang tidak efektif. Jika Anda terbiasa berhutang dan berpikiran “Ah kalau budget habis toh bisa ngutang lagi.” Pemikiran seperti ini akan membuat kehilangan kesadaran akan pengaturan pengeluaran. Karena merasa tidak memiliki batas budget, kecenderungan jorjoran terjadi yang bisa berakibat boncos dan hutang bertambah.